Friday 17 February 2012

Keluar dari Bumi yang Luas ini

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapatkan mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak akan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memangdang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan

                                                            (Imam Syafi'i 767-800M)

Seorang bijaksana pernah mengatakan, "Perjalanan akan menghilangkan kesedihan."

Al-Hafizh Ar-Ramhurmuzi dalam bukunya Al-Muhaddits al-Fashil menjelaskan faedah perjalanan yang bertujuan menuntut ilmu dan mencari kenikmatan. Dia menjelaskan kenikmatan yang dirasakan dan dapat diraih oleh 'pengembara' yang meninggalkan tanah kelahirannya, dan memanfaatkan seluruh kesempatannya untuk melihat tempat dan rumah yang baru.


Ketika aku menjadi siswa pertukaran pelajar di Norwegia selama setahun banyak pelajaran dan peristiwa yang terjadi; pelajaran tentang kesenangan, kesedihan, manis, dan pahit. Namun, aku merasa belum cukup mengambil banyak faedah dari perjalan singkat selama satu tahun di negeri orang. Sungguh, aku ingin merasakan kembali kenikmatan serupa. Kenikmatan yang dapat dirasakan oleh seluruh anggota tubuhku pada saat melihat tanah-tanah lapang, bentuk muka baru, keajaiban negeri-negeri, melihat perbedaan bahasa dan kulit, dan mengenal ciptaan-ciptaan Allah yang lain.

No comments:

Post a Comment